Massa Aksi Crowd Surfing Nikmati Distorsi The Brandals, Pelataran DPR Berubah Jadi Gigs Jalanan -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Massa Aksi Crowd Surfing Nikmati Distorsi The Brandals, Pelataran DPR Berubah Jadi Gigs Jalanan

Friday, May 2, 2025 | May 02, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-02T08:11:19Z

Pelataran depan Gedung DPR RI, disulap menjadi gigs jalanan saat The Brandals manggung dari atas sebuah truk dalam peringatan Hari Buruh Internasional, Kamis (1/5/2025).

Pantauan Suara.com, terlihat sejumlah massa melakukan crowd surfing sembari menikmati distorsi alunan lagu yang dinyanyikan oleh Eka Annash selaku vokalis band beraliran rock and roll asal Jakarta ini.

Bahkan di lagu terakhir yang berjudul Awas Polizei, Eka Annash ikut melakukan crowd surfing bersama para penonton. Terhitung ada 4 lagu yang dibawakan The Brandals.

Eka mengaku, ikut dalam aksi May Day lantaran sebagai mewujudkan ekpresi sebagai seniman.

Secara definisi, Eka menilai seniman juga merupakan buruh karena bekerja untuk berkesenian. Terlebih saat ini, seniman juga sangat rentan mendapat intimidasi.

“Ini sih sebagai pertama wujud ekspresi kita juga sebagai seniman, dan juga by definition kategorinya di bawah buruh juga. Pekerja seni,” kata Eka, di depan Gedung DPR RI, Kamis (1/5/2025).

“Demografi kita ini termasuk rentan ya enggak di bawah lindungan organisasi atau koalisi. Ada sih organisasi negara bentukan-bentukan dari pemerintahan tapi kayaknya, ya kita tahu kan isinya itu-itu aja orangnya,” imbuhnya.

Terlebih, Eka menyadari, dirinya sebagai seorang musisi independen yang tidak melakukan kerjasama dengan pihak rekaman ternama. Sehingga lebih rentan lagi karena kontrak kerjasama biasanya tidak dilindungi oleh payung hukum.

“Jadi orang-orang kita kayak gini, musisi-musisi independen, termasuk rentan posisinya. Apalagi kalau udah kerjasama sama instansi atau brand atau sponsor gitu kita kontrak-kontraknya gak lindungi hukum,” katanya.

Kemudian, untuk kesejahteraan, musisi independen sepertinya tidak cukup jelas. Untuk mendapatkan BPJS Kesehatan saja, terkadang ia masih kesulitan.

“Jadi ini wujud support kita ekspresi kita juga yang satu kategori sama buruh. Selain itu juga untuk ngehibur teman-teman buruh juga,” jelasnya.

Guna menghibur, para buruh dalam peringatan Hari Buru Internasional, dirinya bersama The Brandals bakal tampil menghibur.

Terlihat di lokasi, sejumlah sound sistem dan drumset di atas sebuah truk. Selain The Brandals, bakal hadir juga band-band dati kaum buruh, serta band The Jansen.

“Makanya kita putuskan untuk ngadain panggung di sini,” katanya.

Sebelumnya, Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) melakukan aksi peringatan Hari Buruh Sedunia di depan Gedung DPR RI, Kamis (1/5/2025).

Berbeda dengan aliansi butuh lain, yang sejak pagi tadi melakukan perayaan hari buruh di Lapangan Silang Monas, bersama Presiden Prabowo Subianto.

Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Sunarno mengatakan alasan pihaknya tidak ikut aksi di Lapangan Silang Monas lantaran saat ini kondisi buruh di Indonesia sangat buruk.

Banyak kaum buruh yang diputus kerja atau PHK secara sepihak, kemudian hak-haknya belum diberikan atau tidak dipenuhi lalu juga upah buruh masih banyak yang rendah.

Kemudian banyak buruh yang saat ini bekerja di beberapa sektor industri yang rentan. Belum lagi pekerja yang hanya berstatus sebagai mitra yang belum mendapatkan upah layak dan rentan pemutusan hubungan kerja

Nah situasi ini adalah situasi yang memang bagi kami sangat sulit, ketika melihat kawan-kawan buruh yang hidup dalam posisi penderitaan karena sistem ketenagaan kerjaan kita yang memang belum berpihak para kaum buruh.

“Artinya apa? Belum saatnya kaum buruh bisa melakukan aksi may day fiesta bersama pemerintah atau Presiden,” jelasnya.

Sunarno juga menegaskan aksi demontrasi yang saat ini dilaksanakan dalam peringatan Hari Buruh, agar tidak menghilangkan May Day secara harfiah.

Sejatinya, lanjut Sunarno, May Day dilakukan sebagai aksi protes para pekerja pekerja pada abad 19 untuk mendapatkan pemotongan jam kerja, bukan malah bermesraan dengan pihak pemerintah lewat sebuah perayaan.

“Semangat May Day atau Hari Buruh Internasional ini adalah semangat perlawanan kaum buruh untuk melakukan pengurangan jam kerja di awal abad 19 dan itu dimenangkan kaum buruh sehingga jam standar untuk kaum buruh untuk bekerja dalam satu hari adalah 8 jam sehari atau 40 jam per minggu,” jelasnya.

“Ini harus kita rayakan dengan semangat perlawanan. Bukan bermesra-mesraan dengan rezim yang tidak berbihak kepada buruh dan rakyat,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) mulai berdatangan ke depan Gedung DPR RI, Senayan, untuk peringatan Hari Buruh Sedunia, pada Kamis (1/5/2025).

Pantauan Suara.com di lokasi ada sekitar ribuan peserta aksi yang ikut dalam aksi ini. Terlihat massa membawa kepala babi berukuran raksasa yang terbuat dari kardus.

Selain itu, ada pula ogoh-ogoh berbentuk orang bertopeng Donald Trump, lengkap dengan topi bergambar bendera Amerika Serikat.

“Kepala babi dan boneka Trump merupakan simbol dari kapitalisme,” kata salah seorang orantor dari atas mobil komando, di lokasi, Kamis.

Akibat kedatangan massa aksi yang mayoritas diisi oleh massa butuh dari federasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), ruas Jalan Gatot Subroto dari arah Semanggi menuju Slipi lumpuh total. Tidak ada kendaraan yang bisa lewat akibat tertutup massa yang membludak.

Selain KASBI, ada pula aliansi dari berbagai organisasi lainnya, seperti koalisi masyarakat sipil Fraksi Pekerja Industri (FKI).

Adapun dalam aksi aliansi GEBRAK mengusung beberapa tuntutan diantaranya yakni:

1. Cabut UU Cipta Kerja beserta PP turunannya, lawan badai PHK, sahkan RUU Ketenagakerjaan pro buruh, dan berikan kepastian dan jaminan kerja yang layak bagi kaum buruh;

2. Sahkan RUU PRT sekarang juga, berikan jaminan hukum bagi pekerja rumah tangga. Hapuskan hubungan kemitraan, pengakuan status pekerja bagi pengemudi ojol, taksi online dan kurir, jamin dan lindungi pekerja medis dan kesehatan, pekerja perikanan, dan kelautan, pekerja perkebunan dan pertanian, pertambangan dan buruh migrant;

3. Hentikan penggusuran pemukiman dan tanah-tanah rakyat, jalankan reforma agraria sejati. Berikan tanah dan teknologi pertanian bagi petani kecil;

4. Hentikan proyek-proyek PSN yang melakukan pengrusakan terhadap lingkungan, sahkan RUU Masyarakat demi keberlangsungan hidup dan kesejahteraan Masyarakat Adat di seluruh penjuru negeri;

5. Cabut UU TNI, tolak militer masuk kampus, pabrik, kampus, pabrik dan desa. Tolak militer campur tangan urusan militer.

Sumber: suara
Foto: Pelataran depan Gedung DPR RI, disulap menjadi gigs jalanan saat The Brandals manggung dari atas sebuah truk dalam peringatan Hari Buruh Internasional, Kamis (1/5/2025). (Suara.com/Faqih)

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close