Inilah "Nyali" Trio Alumni UGM Membongkar Dugaan Ijazah Palsu Jokowi -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Inilah "Nyali" Trio Alumni UGM Membongkar Dugaan Ijazah Palsu Jokowi

Thursday, June 5, 2025 | June 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-05T13:24:05Z
Inilah 'Nyali' Trio Alumni UGM Membongkar Dugaan Ijazah Palsu Jokowi

Wanheartnews.Com -  Pegiat media sosial dokter Tifauzia Tyassuma alias dokter Tifa sebagai salah pihak yang dilaporkan Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi soal tudingan ijazah palsu ke Polda Metro Jaya menegaskan, pihaknya sama sekali tidak pernah takut.

"Kalau kalian mengira kami takut, kalian salah besar!" kata dokter Tifa dikutip dari akun X miliknya,@DokterTifa, di Jakarta, Kamis (5/6/2025).

Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu bersama dua alumni UGM lainnya, yaitu Pakar Digital Forensik Rismon Sianipar dan Pakar Telematika Roy Suryo sebelumnya dilapiorkan atas kasus dugaan ijazah palsu Jokowi. 

Dokter Tifa mengatakan, kalau pihaknya takut maka Rismon Sianipar akan tetap di luar negeri untuk tetap jadi Konsultan Digital Forensik Internasional dengan bayaran miliaran per tahun, keliling dunia dengan istri tercintanya, melanjutkan petulangan travelling yang sangat menyenangkan tanpa memikirkan karut-marut gaduh dan jahatnya hukum di Indonesia.

"Tetapi dia tergerak untuk pulang. Tergetar dengan sebuah keganjilan ijazah yang secara kebetulan dia temukan, skripsi aneh yang mengusik jiwa penelitinya, yang keduanya dia temukan di almamater yang sangat dia cintai (UGM)," sambung dokter Tifa.

Ia juga menekankan, kalau pihaknya penakut, maka Roy Suryo, akan melanjutkan hobi fotografi dan penelitian telematika yang menjadi kesenangannya sambil berkeliling dari kota ke kota dengan koleksi mobil-mobil tuanya yang legendaris. Tetapi Roy Suryo tergelitik melihat ijazah dan berbagai foto-foto seseorang yang berserakan di internet. 

"Kok aneh secara fotografi dan telematika, maka di sela-sela waktunya mengajar, fotografi, merawat mobil-mobil dan 20 ekor kucing-kucing eksotisnya, dan terperanjat ketika makin lama jejak kepalsuan dari dokumen dan foto-foto itu makin terbongkar dengan keahliannya," sambung dokter Tifa.

Begitupun dengan dirinya, kata dokter Tifa, kalau ia takut maka dirinya akan terus berjalan ke sana ke mari mengobservasi persoalan epidemiologi yang terjadi di lapangan, di desa-desa, menulis dan berpikir dan merenung, membaca dan mensintesis, dan menganalisis segala sesuatu dengan rumus matematika, filosofi, sosiologi, histori, dan metafisika. "Sambil melihat awan-awan di langit, larik-larik hujan, dan bulan dan bintang-bintang sambil bercengkerama dengan keluarga di kediaman saya yang jauh dari riuh rendah," tuturnya.

Tetapi, lanjut dokter Tifa, dokumen yang berisikan foto-foto  yang muncul di internet yang tidak sinkron dengan karakter seseorang, dan ketika anatomi, fisiologi, dan perilaku semakin menunjukkan anomali dan pola yang tidak konsisten, semakin menarik fokusnya dan naluriya.

"Ketika hasil observasi kami bertemu di satu titik hipotesisi yang sama, kami sangat heran dan cemas. Heran karena kami bertiga sebelumnya belum pernah bertemu belum pernah diskusi tetapi temuan kami menghasilkan hasil yang sama!" tutur dokter Tifa.

Dari situlah kemudian muncul pertanyaan, yakni jangan-jangan dokumen soal ijazah Jokowi itu palsu.

"Maka pergilah kami ke UGM, tanggal 15 April 2025, tanpa janjian sebelumnya, dengan membawa niat ingin mendapatkan kejelasan, dan the rest is history," ungkap dokter Tifa.

Orang yang punya dokumen ganjil dan foto-foto yang sangat meragukan itu rupanya marah, dan merasa terhina-hina, merasa terendah-rendah. "Dan merasa perlu memenjarakan kami dengan melaporkan kami ke polisi dengan pasal-pasal yang sangat berat hukumannya, yaitu 8.tahun dan 12 tahun," tambah dokter Tifa.

"Seakan-akan tidak cukup dia memenjarakan Bambang Tri... seakan akan tidak cukup dia memenjarakan Gus Nur!" sambung dia.

Menurut dokter Tifa, sesungguhnya jika hatinya tidak jahat dan kejam, ketika Bambang Tri dan Gus Nur bertanya tentang ijazah, tinggal dia tunjukkan saja ijazah, sehingga menjadi selesai permasalahannya.

"Seakan tidak cukup, ketika kami bertiga bertanya tentang ijazah, hatinya yang jahat dan kejam, ingin membungkam kami dengan memenjarakan kami!" tegas dokter Tifa.

Lebih jauh dokter Tifa kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak takut.

"Kalian semua bisa melihat sendiri, kami terus melanjutkan penelitian kami tentang ijazah yang meragukan itu, tentang foto-foto yang mencurigakan itu, dan kami terus sampaikan ke media dan tulisan dan karena kami sungguh ingin, rakyat semua tahu kebenaran, anak-anak dan masa depan negara ini tak lagi berada dalam kabut keraguan yang menggelisahkan," bebernya.

Jadi, kata dokter Tifa, hanya orang-orang picik dan kusam pikirannya yang mengira pihaknya takut dengan adanya orang yang membikin meme Rismon, Roy Suryo, dan Tifa mengenakan baju tahanan.

"Penakut itu seperti kalian!. Yang hanya diam dan membisu. Yang keroyokan mem-bully dan menista kami. Tuhan tahu, apa yang di hati kami... kami hanya tidak mau gagal jadi manusia yang diberi otak cerdas oleh Allah, yang harus digunakan untuk berpikir dan memberi manfaat banyak," tutur dokter Tifa.

Termasuk, dia menegaskan, untuk menguak kebenaran walaupun penuh onak dan duri serta pilu dan perih.

"Kami hanya tidak mau menghadap Tuhan nanti dengan malu. Karena membiarkan kebohongan terpampang di depan mata dan kami hanya diam saja seperti batu!" ujar dokter Tifa.
 
Sumber: inilah

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close