LEBSI NEWS - Jangan nilai sebuah buku hanya dari sampulnya. Pepatah bijak itu hanya menjadi gaung tak berbunyi di negeri miskin literasi. Yang warganya sering tertipu manis kemasan. Memilih pemimpin yang tampak sederhana.
Dan kelemahan tersebut malah menjadi kekuatan bagi buzzeRp untuk membodohi yang lain alias goblokisasi. Melalui media nasional, tertulis judul "Dua Bulan Pakai Kompor Induksi, Tagihan Listrik Warga Solo Turun".
BuzzeRp tentunya langsung saja menyebarluaskan link artikel itu. Ingin menunjukkan keberhasilan program pemerintah.
Namun kenyataannya, judul dengan isi artikel berbeda jauh.
Penerima kompor induksi, mendapat subsidi besar-besaran. Dan lucunya, kemaren pemerintah sempat mewacanakan agar warga menaikkan daya listrik rumahnya. Kini, warga penerima kompor induksi malah disuruh turun daya. Dari 1300va ke 900va. Supaya dapat subsidi.
Kemudian muncul pertanyaan, apakah tegangan 900va sanggup menahan beban kompor induksi yang tarikannya hingga 1000 Watt?
Dan ternyata, instalansi kompor listrik itu dilakukan oleh petugas PLN. Selain memasang kompor listrik, petugas itu juga menambah mini circuit breaker (MCB) di rumahnya. Satu MCB khusus kompor listrik, satu lagi untuk perangkat elektronik lain.
Dan seminggu sekali, petugas PLN datang untuk memeriksa.
Namun apakah PLN juga akan melakukan hal yang sama kepada 300.000 gelombang pertama penerima kompor induksi?
Kalau iya, akan ada 300.000 warga yang akan menerima subsidi. Padahal, pemerintah sedang getol-getolnya memotong subsidi energi. Kemarin baru saja menaikkan harga BBM, eh... menyesuaikan harga BBM. Suatu hil yang mustahil!!!
Ini seperti taktik penjual narkoba. Awalnya diberi gratis, lengkap dengan fasilitasnya. Kemudian ketika pelanggan sudah ketagihan, disuruh bayar dengan harga fantastis.
Ironisnya, proyek kompor induksi ternyata bakal dimainkan para konglomerat super kaya di Negeri ini. Pantas saja program ini mendapat 'dukungan' media-media besar tanah air. Karena cuannya bakal meluber, tumpah ruah dan mengalir hingga jauh.
(kS)