Gus Miftah Ternyata Bukan Keturunan Kiai Ageng Besari? Pengakuan Dibantah Trah Asli: Ada Keraguan -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Gus Miftah Ternyata Bukan Keturunan Kiai Ageng Besari? Pengakuan Dibantah Trah Asli: Ada Keraguan

Wednesday, December 11, 2024 | December 11, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-12T09:07:55Z

Keturunan asli Kiai Ageng Besari buka suara mengenai pengakuan Gus Miftah.

Hal ini berkaitan soal Miftah yang mengaku keturunan Kiai Ageng Besari, ulama besar dari Ponorogo, Jawa Timur.

Miftah belakangan ini memang menjadi perbincangan usai menghina penjual es teh.

Kehidupannya dikulik, termasuk silsilah keluarganya karena gelar ‘gus’ yang menghiasi nama panggilannya.

Dalam sebuah kajian, Miftah sempat mengaku keturunan Kiai Ageng Besari.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

"Kebetulan saya keturunan ke-9 dari Mbah Muhammad Besari. Miftah, Kiai Murodi, Muhammad Boniran, Muhammad Usman, Jalal, Iman, Karyo Nawi, Madarum, Muhammad Ilyas, Muhammad Besari," ungkap Gus Miftah.

"Saya keturunan ke-18 dari Prabu Brawijaya, keturunan ke-17 dari Raden Patah Demak," akuinya.

Buntut dari klaim itu, keturunan asli Kiai Ageng Muhammad Besari pun buka suara.

Dzuriyah Generasi ke-8 Kiai Ageng Muhammad Besari, Raden Kunto Pramono menyebut nama Miftah tidak ada di buku silsilah keluarganya.

Oleh karena itu, ia belum yakin jika Gus Miftah adalah keturunan asli keluarganya.

"Itu (Gus Miftah) tidak ada dalam silsilah. Maksud saya, saya mengharapkan kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Besari itu, dari istri keberapa, itu nanti akan ketemu. Setelah saya cek (Miftah) kok enggak ada, saya merasa ada keraguan di sana," kata Raden Kunto Pramono.

Berikut adalah trah keturunan asli yang tercatat di buku silsilah keluarga sang ulama:

Kiai Ageng Muhammad Besari
Kiai Ageng Muhammad Ilyas
Kiai Kanjeng Bagus Hasan Besari
Kiai Kasan Anom 1
Kiai Kasan Anom 2
Eyang Gatut Muhammad Ismail
Raden Hartawan Cokrodisiswoyo
Raden Kunto Pramono

Lebih lanjut, keluarga keturunan 8 Kiai Ageng Muhammad Besari, Wirastho ikut bersuara soal klaim dari Miftah tersebut.

Ia menyebut nama Miftah dan ayah Miftah tidak tercatat dalam buku silsilah.

"Kita tidak bisa klaim, tapi kita coba untuk menjabarkan data. Kalau Gus Miftah mengaku keturunan Mbah Madarum, itu kok di data kami tidak ada. Kami putri dari eyang Ilyas itu tidak yang menikah dengan Kiai Madarum. Putra dari Kiai Ilyas tidak ada yang bernama Madarum atau Muhammad Abdul Rohman. Sehingga kalau dikatakan apakah keturunan, sesuai data kami tidak ada (nama Miftah)," imbuh Wirastho, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan youtube tv one news, Selasa (10/12/2024).

Ia lantas menduga pengakuan Miftah soal keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari karena keluarga Miftah memang pernah tinggal di dekat lingkungan pesantren.

Kiai Ageng Muhammad Besari, adalah seorang kiai, bangsawan, dan pendiri salah satu pesantren tertua di Nusantara yakni Pesantren Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur.

"Kalau pernah tinggal, beberapa cerita itu dari mbahnya (Miftah pernah tinggal di dekat Kiai Besari) memang, di timur. Ada sebuah tempat bernama bantengan dekat Mojorejo," ungkap Wirastho.

"Saya pribadi tidak untuk klaim, tapi ini diharap bagi pribadinya (Miftah) kalau memang tidak (bukan keturunan Kiai) lebih baik mengakui tidak. Karena tradisi kami, siapapun diperbolehkan mengaku keluarga, entah keluarga secara genetik maupun keilmuan. Makanya di sini sayatidak meminta pengakuan Gus Miftah, tapi lebih kepada permintaan untuk menyadari sendiri," kata Wirastho.

"Terkait dengan klaim atau upaya glorifikasi apakah memang ini upaya Gus Miftah untuk mendongkrak ketenarannya. Kalau dari keluarga saya prihadi itu tidak merasa sakit hati atau apa, kami menyadari legowo. Tidak hanya Gus Miftah yang kami dengar siapapun yang mencangkokkan kepada trah eyang Muhammad Besari," akui Wirastho.

"3-4 tahun ini kami mencoba untuk menggawangi orang-orang yang ingin mencangkokkan nasab itu. Bukan karena kita merasa sok, tapi untuk menjaga supaya nama leluhur tidak disalahgunakan. Ketika leluhur kami dimanfaatkan untuk kebaikan tidak apa-apa. Tapi ketika digunakan untuk hal negatif, ini yang perlu kita gawangi. Ketika orang mengaku, monggo datang ke sini, bawa silsilah," sambungnya.

Terkait hal ini, Gus Miftah belum memberi tanggapan.

Viral hina penjual es teh

Tagar Miftah belakangan trending di media sosial X pada Selasa (3/12/2024).

Rupanya hal itu karena potongan video yang memperlihatkan Gus Miftah melontarkan kata kasar.

Dalam video, ia berucap kasar kepada penjual es teh dalam acara pengajian.

Tampak Gus Miftah yang duduk di atas panggung.

Kemudian Gus Miftah menegur penjual es teh yang berkeliling di antara jemaah pengajian.

Namun ternyata dalam teguran tersebut, Gus Miftah mengucapkan kata kurang pantas kepada penjual es teh.

"Es tehmu seh okeh? (Es tehmu masih banyak?) Masih? Yo kono didol gobl*k (Ya sana dijual, bodoh)," ujar Gus Miftah.

Ucapan Gus Miftah lalu disambut tawa dari para hadirin.

"Dolen disek, engko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir)" katanya lagi.

Ekspresi penjual es teh itupun langsung berubah usai mendapat ucapan kasar dari Gus Miftah.

Potongan video inipun menuai komentar dari netizen.

Bahkan akun Instagram Gus Miftah yang memborong jajanan saat pengajian dihujat oleh netizen.

Mereka menyoroti perasaan penjual es teh yang mungkin tersakiti dengan ucapan kasar Gus Miftah.

Netizen banyak yang menyayangkan sikap Gus Miftah.

@andipmaghfira*** "Abis blunder langsung pencitraan"

@indramayuinfo "Kesini gara2 liat video bapak penjual es di becandain tak pantas"

@hendromardi*** "Kasian yg penjual es nya , sedih sekali saya melihat wajahnya. Cobalah untuk menghargai org kecil"

@zoelfick "Bung Miftah, ada masanya Anda merasakan perasaan terhina dialami penjual es teh yg Anda hina. Kelakuan Anda sangat tidak beradab"

@afisaicha "Peristiwa penjual es teh ini membuktikan bahwa dia bukan ahli agama ilmunya sedangkal ucapanya yg secara tidak langsung bapak penjual es teh lebih terhormat dan terpuji dr pada dia , karna bapaki tersebut cari uang halal untuk menghidupi keluarganyaa tanpa memaki dan menghina orang didepan umum."

Sumber: tribunnews
Foto: Gus Miftah ternyata bukan keturunan asli Kiai Ageng Besari, ulama besar di Ponorogo, Jawa Timur. Pengakuan Miftah ini dibantah oleh keturunan asli/Istimewa

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close