Monolog Gibran 'Giliran Kita' Dikritik Pedas: Anak Muda Cuma Jadi Alat Politik Elit! -->
Selasa 6 Mei 2025

Notification

×
Selasa, 6 Mei 2025

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Monolog Gibran 'Giliran Kita' Dikritik Pedas: Anak Muda Cuma Jadi Alat Politik Elit!

Sunday, April 27, 2025 | April 27, 2025 WIB | 1 Views Last Updated 2025-04-27T05:22:23Z

Sosiolog Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Hariyadi mengomentari monolog Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang membahas soal bonus demografi. Berkaca dari situasi anak muda saat ini, secara sosiologis dan politik tidak memiliki arti yang penting.

"Bahkan bisa jadi menjadi tidak menguntungkan. Anak muda sekarang terlihat rentan, bahkan terpinggirkan yang langsung atau tidak merupakan dampak dari kebijakan negara itu sendiri," kata Hariyadi kepada Suara.com, dikutip pada Sabtu (26/5/2025).

Dalam konteks politik, anak muda menurutnya hanya dipandang sebagai pemilih yang suaranya dibutuhkan saat pemilihan umum.

"Anak muda bahkan hanya dimanfaatkan suaranya oleh kaum elit yang ingin menapak ke puncak kekuasaan. Dan kelompok kecil dari anak muda yang beruntung punya akses kekuasaan dilibatkan dalam menopang kekuasaan yang tidak menghiraukan pendapat rakyat," jelasnya.
Dia mempertanyakan bagaimana anak muda dapat berperan penting dalam penentuan sejarah bangsa pada masa kini dan mendatang, jika sebagai bagian dari rakyat, tidak pernah diajak terlibat dalam penyusunan kebijakan yang berdampak.

"Anak muda tidak dapat menjadi jawaban di masa depan jika UU Cipta Kerja yang lahir dari proses yang tidak demokratis dan menjadi penyebab banyaknya PHK dan tutupnya bisnis rintisan tidak dihapuskan," ujarnya.

"Anak muda semakin tidak tertarik membangun pertanian yang sedang terpuruk ketika peran petani semakin dimarjinalkan oleh korporasi yang membangun lahan pertanian dan militer yang diterjunkan untuk menggarap lahan," sambungnya.

Monolog Gibran Soal Bonus Demografi

Sebelumnya Gibran mengunggah video monolog terkait bonus demografi berjudul "Giliran Kita." Video itu diunggahnya di channel Youtube Gibran Rakabuming.
Video itu berdurasi 6 menit 19 detik. Dalam monolognya Gibran menyebut Indonesia tengah menghadapi berbagai tantangan global, baik situasi ekonomi, perang dagang, geopolitik, serta perubahan iklim yang membawa perubahan di berbagai sektor.

"Tapi di sisi lain sebagai negara besar, sebagai negara yang menaungi kehidupan 284 juta penduduknya, harus tetap tumbuh, harus tetap lincah, dan adaptif," kata Gibran membuka monolognya.

Meski adanya tantangan itu, Gibran menyakini Indonesia memiliki peluang yang jauh lebih besar. Dia menyebut soal bonus demografi yang akan didapat Indoensia yang menurutnya akan terjadi pada tahun 2030 sampai dengan 2045.

"Banyak yang sudah mendengar tentang bonus demografi. Kondisi di mana lebih dari separuh penduduk suatu negara berada pada usia yang produktif."
Dijelaskannya, bonus demografi suatu kondisi yang hanya terjadi satu kali dalam sejarah peradaban sebuah bangsa. Pada saat itu lah penduduk berusia produktif memiliki proporsi yang lebih besar sehingga mempunyai pengaruh signifikan dalam menentukan arah kemajuan.

"Ini adalah peluang peluang besar kita. Ini adalah kesempatan emas kita untuk mengelola bonus demografi agar bukan menjadi sekedar bonus, bukan sekedar angka statistik, tapi justru sebagai jawaban untuk masa depan Indonesia. Di mana faktor penentunya ada di teman-teman semua," tuturnya.

Untuk menuju bonus demografi itu, Gibran menyampaikan sejumlah modal yang dibutuhkan, salah satunya budaya kompetitif.

"Kita butuh kolaborasi, kita butuh persatuan, kita butuh budaya kompetisi yang saling membangun, kita butuh ruang untuk tumbuh sehingga Indonesia lebih baik," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menilai boleh-boleh saja publik beranggapan macam-macam mengenai aksi Gibran tersebut, termasuk jika disebut sebagai persiapan untuk Pemilu 2029.
"Itu, anggapan kan boleh aja macam-macam kan," kata Cak Imin ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4).
Kendati begitu, Cak Imin mengatakan, merupakan hal yang biasa jika Gibran tampil berbicara ke publik lewat kanal apapun. Mengingat posisi Gibran sebagai Wakil Presiden.

"Wapres berbicara itu wajar aja, biasa aja sih," tuturnya.

Sumber: suara
Foto: Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. [Egi/Suarabogor]

Iklan

×
Berita Terbaru Update
close