WASHINGTON - Miliarder Elon Musk terlibat perseteruan panas dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bos Tesla dan SpaceX itu secara ekplisit mendesak sang presiden dimakzulkan karena namanya ada di dokumen kasus skandal seks Jeffrey Epstein.
Musk dan Trump yang sebelumnya bersekutu kini berseberangan setelah miliarder teknologi tersebut keluar dari Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), badan di yang dia pimpin di bawah pemerintahan Presiden Trump, pada pekan lalu. Sejak itu, Musk gencar mengkritik keras presiden.
Tuduhan Musk ini bisa mengguncang fondasi kekuasaan di Washington. Melalui akun pribadinya di platform media sosial X, Musk menulis: “Saatnya jatuhkan bom besar: Donald Trump ada di dokumen Epstein. Itulah alasan sebenarnya kenapa dokumen itu belum dibuka untuk publik. Selamat pagi, DJT!”
Tuduhan mengejutkan ini dilontarkan hanya satu jam setelah Trump menyampaikan pada media bahwa dia kecewa terhadap Elon Musk karena menentang rancangan undang-undang (RUU) andalannya yang dikenal dengan nama "One Big Beautiful Bill".
Tak berhenti di situ, Musk bahkan menyetujui unggahan pengguna X yang secara eksplisit menyerukan agar Presiden Trump dimakzulkan dan digantikan oleh Wakil Presiden JD Vance.
“Tandai unggahan ini untuk masa depan. Kebenaran akan terungkap,” tulis Musk dalam lanjutan pernyataannya, Kamis (5/6/2025).
Saling sindir dan serang di ruang publik pun tak terhindarkan. Trump menyebut dirinya kecewa berat dengan Musk, sementara Musk langsung membalas bahwa tanpa bantuannya, Trump tak akan pernah duduk di Gedung Putih.
“Tanpa saya, Trump sudah kalah. Demokrat pasti kuasai DPR, dan Senat jadi 51-49. Betapa tak tahu terima kasihnya dia,” balas Musk.
Dampak Politik dan Ekonomi
Saling serang antara dua tokoh flamboyan ini bertepatan dengan penurunan drastis saham Tesla menyusul pengesahan RUU "Big Beautiful Bill", yang secara signifikan berdampak pada sektor kendaraan listrik. Musk pun menyebut RUU tersebut sebagai “The Big Ugly Bill”.
Pernyataan Musk tentang dokumen Epstein—yang menuduh bahwa keterlibatan Trump adalah alasan utama investigasi belum sepenuhnya dibuka—menggemparkan publik dan pengamat politik. Meski Musk tidak memberikan bukti langsung, pernyataannya membuka kembali luka lama dalam skandal seks Epstein.
Siapa Jeffrey Epstein?
Jeffrey Epstein dikenal sebagai pelaku perdagangan seks anak dan pelaku kekerasan seksual terhadap puluhan perempuan di bawah umur. Dia menjalin hubungan dengan sejumlah elite dunia—politikus, selebriti, dan pebisnis—serta mengatur "jaringan gelap" di pulau pribadinya dan berbagai kediaman di AS.
Pada 2019, Epstein ditangkap atas tuduhan perdagangan anak, namun ditemukan tewas di penjara dalam dugaan bunuh diri, hanya beberapa minggu setelah dia ditahan. Hingga kini, banyak pihak menduga bahwa kematiannya menyimpan banyak rahasia yang belum terungkap.
Apa Itu Dokumen Epstein?
“Epstein files” atau "dokumen Epstein" merujuk pada kumpulan dokumen hasil investigasi kasus Epstein—berisi daftar kontak, rekaman penerbangan, log komunikasi, dan data lainnya yang mengaitkan tokoh-tokoh elite dengan kejahatan Epstein.
Pada Februari 2025, Departemen Kehakiman AS merilis sebagian isi dokumen yang mencantumkan nama-nama terkenal, termasuk Donald Trump, Bill Clinton, Alec Baldwin, hingga musisi legendaris seperti Mick Jagger dan Courtney Love. Bahkan nama anak dan mantan istri Trump, Ivanka dan Ivana Trump, turut muncul dalam daftar tersebut.
Namun, meskipun daftar nama sudah dirilis sebagian, isi lengkap penyelidikan dan peran masing-masing individu belum pernah dipublikasikan. Musk menuduh bahwa ini disengaja demi melindungi Trump.
Trump belum beromentar atas tuduhan Elon Musk ini. Namun, panasnya konflik mereka telah menyedot perhatian dunia. I snd