Konsistensi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tentang sikapnya terhadap
politik dinasti disorot usai mendukung Kaesang Pangarep maju di Pemilihan
Wali Kota Depok (Pilwakot) 2024. Hal ini karena jika Kaesang serius maju
Pilwakot Depok, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu akan
mengikuti jejak ayahnya, kakaknya Gibran Rakabuming Raka hingga kakak
iparnya Bobby Nasution ke politik.
Padahal, saat awal pendiriannya, PSI begitu keras dan tegas melawan politik
dinasti karena dinilai sendi-sendi demokrasi.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion
(IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut PSI saat ini sudah kehilangan arah serta
identitas dari sejak pendiriannya. Menurut dia, saat ini PSI juga sudah
tidak memiliki ideologi politik pembaruan.
"Pasca-Grace Natalie dan Raja Juli tidak lagi di struktur harian, PSI sudah
tidak lagi miliki ideologi politik pembaruan sebagaimana yang diusung sejak
awal, itulah sebab PSI lebih seperti partai tanpa nahkoda, tak punya arah
dan hanya kejar popularitas," ujar Dedi dalam keterangannya, Kamis
(15/6/2023).
Dedi mengatakan, meski tergolong partai baru, PSI justru kian tertinggal.
Karena itu, berbagai upaya dilakukan salah satunya dengan menggantungkan
popularitasnya dengan menempel tokoh populer seperti Jokowi atau Kaesang.
Dia menilai, PSI hanya melihat peluang elektoral dari sentimen ketenaran
Kaesang, yang berimbas melupakan cita-cita politik yang pernah diusung PSI.
"Kaesang hanya dijadikan lelucon politik, dan bisa saja akan berhasil
tingkatkan popularitas PSI karena pemilih hari ini juga kian tidak percaya
pada partai," ujarnya.
Dampak buruknya, menurut Dedi, alih-alih dianggap partai muda yang mengusung
semangat baru, justru dianggap partai kolonial.
"Pemikirannya jauh mundur ke belakang, karena hanya andalkan dukungan
penguasa, cara 'menjilat' PSI ini akan berumur pendek, bisa saja 2024 akan
kelompok," kata Dedi.
Sementara itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi
Prayitno menilai PSI memang sejak awal tidak memiliki jati diri dan
pro-penguasa. Karena itu, jika sebelumnya PSI menentang keras politik
dinasti maka saat ini berbeda arah selama itu dilakukan oleh penguasa dalam
hal ini Presiden Jokowi.
"Apa pun yang dilakukan penguasa pasti dibela PSI. Wajar kalau kemudian PSI
usung Kaesang maju di Depok meski sebelumnya PSI nolak keras politik
kekeluargaan (politik dinasti). Partai kita itu selalu begitu. Hari ini
merah besok bisa biru," kata Adi.
Karena itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini tidak heran
dengan sikap PSI hari ini yang begitu ambisi mendukung Kaesang terjun ke
politik.
"Tak ada identitas dalam politik kita. Yang ada soal kekuasaan, jadi jangan
meyakini 100 persen perilaku politisi di negara ini. Semua cepat berubah
sesuai kepentingan kekuasaan masing-masing," ujarnya.
Juru Bicara PSI Sigit Widodo dalam cicitannya di akun Twitter-nya @sigitwid
menyinggung tentang politik dinasti jika Kaesang juga terjun ke politik.
Sigit mengatakan, langkah Kaesang jika maju ke politik bukan bagian dari
politik dinasti tetapi bagian demokrasi.
"Kaesang tidak ditunjuk langsung oleh ayahnya untuk menjadi pejabat negara
atau menempati posisi strategis dalam pemerintahan Indonesia. Warga Depok
sendiri yang akan menentukan apakah Kaesang bisa menjadi wali kota atau
tidak. Ini demokrasi," ujarnya, berkilah.
Kaesang tdk ditunjuk langsung oleh ayahnya utk menjadi pejabat negara atau menempati posisi strategis dalam pemerintahan Indonesia.
Warga Depok sendiri yg akan menentukan apakah Kaesang bisa menjadi walikota atau tdk.
Ini demokrasi.
@kaesangp @psi_id https://t.co/auva2qvrEj— Sigit Widodo (@sigitwid) June 14, 2023
Sementara, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengungkapkan warga tak harus
memilih Kaesang Pangarep apabila tak menyukai sosok anak bungsu Presiden
Jokowi tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Gibran ketika ditanya
awak media apakah tidak takut jika Kaesang maju Depok 1 disebut sebagai
dinasti politik.
memilih Kaesang Pangarep apabila tak menyukai sosok anak bungsu Presiden
Jokowi tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Gibran ketika ditanya
awak media apakah tidak takut jika Kaesang maju Depok 1 disebut sebagai
dinasti politik.
"Wis males i jawabe, soale aku mbolan-mbaleni terus," kata Gibran ketika
ditemui di balai kota Solo, Rabu (14/6/2023).
Gibran mengungkapkan bahwa warga yang tak suka dengan Kaesang berhak untuk
tidak memilihnya. Sebab, tak ada keharus untuk memilih Kaesang.
"Intine nek nggak seneng, nggak suka Kaesang, nggak usah dipilih. Nggak ada
kewajiban kok untuk milih Kaesang ya," katanya.
Presiden Jokowi sudah memberikan tanggapannya terkait putranya, Kaesang
Pangarep, yang siap mencalokan diri sebagai Wali Kota Depok. Jokowi
mengatakan, sebagai orang tua tentunya merestui dan mendoakan rencana
Kaesang tersebut.
“Tugasnya orang tua itu merestui dan mendoakan,” kata Jokowi di gedung BPKP,
Rabu (14/6/2023).
Jokowi menyampaikan, saat ini Kaesang sudah memiliki keluarga sendiri.
Sehingga, Kaesang memiliki tanggung jawab atas pilihannya tersebut.
“Saya itu terbiasa ya, terbiasa kalau yang namanya anak sudah berkeluarga,
saya punya anak sudah berkeluarga, itu tanggung jawabnya ada sudah di
mereka,” ujar Jokowi.
Namun jika ditanya terkait keinginan Kaesang tersebut, ia mengaku akan
memberikan saran-sarannya. Begitu pula sebaliknya, jika Kaesang tidak
meminta saran kepadanya, maka ia pun tak akan memberikan saran kepada
putranya itu.
“Kalau saya ditanya, saya pasti memberikan saran. Tapi kalau saya tidak
ditanya saya pasti tidak memberikan saran. Tanyakan langsung ke Kaesang,”
kata Jokowi.
Foto: Kaesang Pangarep dan Giring PSI/Net